My Little Story Goes Here

Breaking

Sabtu, 16 Maret 2024

USMAN DAN ULAR SAWAH

 

Author Stevanus Pv


Usman adalah seorang petani muda yang tinggal di desa kecil di tepi hutan yang lebat. Setiap hari, dia pergi ke sawahnya untu kbekerja dan mengurus tanaman. Suatu hari, ketika sedang membersihkan rerumputan di pinggiran sawahnya, dia menemukan seekor ular sawah yang terluka parah. Penampilan ular sawah itu terbilang cukup aneh, panjang dan ukurannya tidak seperti ular sawah kebanyakan, jika diukur kemungkinan mencapai 20 meter. Meskipun pada awalnya terkejut dan takut, tetapi hatinya yang penuh belas kasihan membuatnya memutuskan untuk merawat ular itu.

Berkat perawatan dari Usman, ular itu semakin membaik setiap harinya. Usman memberinya makanan dan tempat tinggal yang nyaman di sekitar rumahnya. Saat berinteraksi dengan ular itu, Usman menyadari bahwa meskipun awalnya terlihat menakutkan, ular itu sebenarnya memiliki sifat yang lembut dan ramah.

Hubungan antara Usman dan ular itu pun berkembang menjadi persahabatan yang erat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama di sekitar sawah, dan ular itu bahkan membantu Usman menjaga tanaman dari hama dan serangga yang merusak.

Meskipun banyak orang di desa meragukan keputusan Usman untuk bersahabat dengan ular sawah, namun Usman tidak peduli. Baginya, persahabatan mereka adalah bukti bahwa persahabatan bisa terjadi di antara makhluk-makhluk yang berbeda.

Dengan berjalannya waktu, cerita tentang persahabatan untik antara Usman dan ular sawah menyebar di seluruh desa, tak sedikit pula orang-orang  yang datang untuk melihat sosok ular sawah yang besar itu.

Waktupun berlalu, ketika musim kemarau yang sangat panjang tiba, Usman dan ular sawahnya menghadapi tantangan baru. Sawah-sawah menjadi kering dan tanaman mengalami kekurangan air. Usman bersama dengan penduduk desa lainnya berjuang untuk menyediakan air untuk tanaman mereka agar tidak mati.

Meskipun dalam kondisi sulit, persahabatan Usman dengan ular sawahnya tetap kuat. Ular sawah itu membantu Usman dengan caranya sendiri. Dia menunjukan lokasi sumber air yang tersembunyi di sekitar hutan dan bersama-sama mereka membawa air ke sawah menggunakan ember dan wadah lainnya.

Ketika situasi semakin memburuk, kehadiran ular sawah itu menjadi semacam berkah bagi Usman dan desa. Dia membantu tanaman tetap hidup dan memberikan harapan di tengah kesulitan.

Namun dengan berjalannya waktu, pasokan air semakin menipis, dan tanaman-tanaman mulai layu. Usman dan penduduk desa semakin putus asa hingga akhirnya warga desa memutuskan untuk membunuh ular sawah itu.
Perdebadat sengit terjadi di antara penduduk desa. Beberapa orang menganggap ular tersebut sebagai penyebab kekeringan dan kelaparan yang sedang terjadi, sementara yang lain merasa bersyukur atas bantuan yang diberikannya selama musi kemarau.

Usman, yang telah membentuk ikatan yang kuat dengan ular sawah tersebut, dengan tegas menolak usulan untuk membunuhnya. Baginya, ular itu telah menjadi teman dan sekutu yang setia selama masa sulit tersebut. Dia berusaha meyakinkan penduduk desa bahwa ular itu bukanlah penyebab masalah mereka, dan membunuhnya tidak akan membawa solusi.

Namun, semakin hari situasi di desa semakin memburuk. Kelaparan membuat penduduk desa semakin putus asa dan terpecah belah. Beberapa orang mulai memandang Usman dengan curiga karena mempertahankan ular tersebut.

Dalam keputusasaan, sekelompok orang secara diam-diam memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri. Mereka berencana untuk menemui ular sawah tersebut dan membunuhnya tanpa sepengetahuan Usman. Namun, sebelum mereka bisa melaksanakan rencana itu, Usman mengetahui rencana mereka dan menghadang mereka.

Dengan berani, Usman berdiri di depan ular sawahnya, siap untuk melindunginya dengan segala cara. Dia berbicara dengan tulus kepada penduduk desa, meminta mereka untuk menyerah pada kebencian dan menemukan solusi yang lebih baik untuk masalah mereka.

Bukannya menyerah, para penduduk desa semakin beringas berusaha membunuh ular sawah tersebut. Perburuanpun terjadi dan ular sawah terluka parah dan melarikan diri bersama Usman. Di tengah hutan yang gelap itu Usman dan ular sawah akhirnya tertidur karena kelelahan. Ketika ular sawah mulai terbangun, dia melihat seorang manusia  yang dia kira akan membunuhnya, dengan penuh amarah ular sawah tersebut menggigit  manusia yang tak lain dan tak bukan adalah Usman yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Kisah tragis itu mengejutkan penduduk desa saat mereka menemukan Usman tergeletak tak bernyawa di tengah hutan. Mereka menyadari bahwa ular sawah yang mereka buru telah membunuh sahabat mereka sendiri. Kesedihan melanda desa, merasakan kehilangan Usman yang selalu berusaha melindungi desa dan ular tersebut.

Sementara itu, ular sawah yang terluka dan penuh penyesalan merenungkan tindakannya. Dia menyadari bahwa Usman adalah satu-satunya teman yang pernah bersikap baik padanya. Penyesalan dan kesedihanpun memenuhi hati ular sawah tersebut.

Tanpa tujuan, ular itu berkelana sendirian di hutan, mencari tempat untuk menghabiskan sisa hidupnya. Akhirnya, dia menemukan sebuah goa  yang terpencil. Dengan hati yang penuh duka, ular itu memasuki goa itu dan memilih untuk tidur selamanya.

Berita tentang kejadian tragis itu menyebar ke seluruh desa, meninggalkan kesan mendalam bagi semua orang. Mereka belajar dari kesalahannya dan menyadari betapa pentingnya toleransi dan perdamaian di antara semua makhluk hidup.

Usman pun akhirnya di kenang sebagai pahlawan yang berkorban untuk persahabatannya dengan ular sawah, sementara ular sawah itu meskipun dalam kesalahannya, dia diberi tempat istirahat terakhir yang damai di goa terpencil, mengakhiri perjalananya dengan kesedihan yang mendalam.