My Little Story Goes Here

Breaking

Kamis, 14 Maret 2024

Desa Kabut Chapter 1

 

Author Stevanus Pv

Aku duduk sendirian di sofa, ruangan gelap hanya terang benderang oleh cahaya bulan melalui jendela besar di sampingku.
Suasana sunyi malam di rumah tua nenekku membuatku merasa tegang bercampur sedih karena kepergiannya yang mendadak, namun rasa penasaran masih menyelimuti diriku karena ada sesuatu yang aneh terjadi di rumah ini.


Sudah beberapa hari berlalu, nenekku meninggal secara misterius. Beliau meninggal tanpa keterangan, para warga desa sekitar hanya berkata bahwa kematiannya normal. Aku yang tinggal di ibukota pun hanya bisa melihat nisannya yang sudah terpasang karena jarak yang di tempuh untuk menuju desa nenekku memakan waktu sekitar 3 hari. Hati kecilku ingin sekali berspekulasi dengan semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, mulai dari pembunuhan hingga sesuatu yang biasa kita sebut gaib.


Sesungguhnya aku tidak percaya pada hal-hal supernatural, karena aku pernah mencoba untuk percaya dengan hal tersebut untuk urusan percintaanku tapi nyatanya hanya uang lah yang melayang terbang mengikuti angan-angan percintaanku. Malam ini aku merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengintip dari setiap sudut di rumah ini. Setiap suara langkah kecil yang kudengar membuat bulu kudukku merinding.
Terdengar pula tawa gadis kecil seperti gembira melihat ketakutanku. Aku memutuskan untuk menyelidiki sudut-sudut ruangan yang ada di rumah nenekku. Hatiku berdebar-debar dengan cepat. Aku semakin mendekati sumber suara itu. Aku naik ke lantai atas, menggenggam lampu senter yang aku bawa dari ibukota. Jantungku berdegup kencang ketika aku juga mendengar suara langkah kaki yang lain. Lorong panjang yang aku lihat di lantai dua terlihat semakin mencekam diiringi dengan suara langkah kaki tersebut.


Dengan langkah perlahan aku mengarahkan senterku ke arah lorong, nyatanya tidak ada apa-apa. Aku bergerak maju, melangkah semakin maju sambil menggerutu di dalam batinku.

    "Kenapa sumber suara itu biasa ada di kamar nenekku."

Ketegangan sangat terasa di setiap langkah kakiku. Suasana sunyi semakin mencekam dan akhirnya akupun tiba di depan pintu kamar nenekku. Kubuka pintu tersebut dan didalamnya aku melihat sesuatu yang hanya bisa membuat aku terdiam.

Di tengah kamar, terdapat banyak sekali bunga yang biasa digunakan untuk di taburkan di makam. Aku tak percaya karena tadi pagi tidak ada hal seperti ini di ranjang nenekku. Saat aku berpikir keras tentang apa yang terjadi di ruangan ini, terdapat bayangan hitam yang tampak berdiri tegak. Tapi bayangan itu tidak memiliki bentuk yang jelas. Bayangan itu tidak seperti bayangan, terasa seperti animasi. Hitam legam tetapi dengan bentuk seperti asap atau kabut. Aku terdiam, mencoba untuk mencerna apa yang kulihat sekarang. Tanpa memberi suara, bayangan itu mulai bergerak mendekatiku.

Aku terdiam kaku, ingin rasanya kujatuhkan kaki ini ke lantai tapi tak mampu. Tapi kemudian, bayangan itu lenyap dengan cepat, meninggalkanku dalam kegelapan diikuti dengan tawa anak gadis kecil yang semakin menjauh dan hilang. Aku yang masih terbujur kaku di kamar itu gemetar ketakutan, berusaha memahami apa yang baru saja terjadi.

Setelah tenagaku terkumpul,aku turun kembali menuju ruang tamu. Pikiranku berkecamuk dengan pertanyaan-pertanyaan. Apakah aku berhalusinasi ? Ataukah ada sesuatu yang lebih dari sekedar itu ? Aku tahu aku harus mencari tahu apa yang terjadi di desa ini beserta juga dengan apa yang terjadi dengan nenekku, tapi aku juga tahu bahwa aku harus siap secara mental untuk mengungkapkan semua rasa penasaranku ini. Aku tahu aku tidak akan pernah melupakan pengalaman aneh ini dan aku tahu bahwa cerita misterius yang terjadi tadi belum berakhir. Apakah aku sudah diap untuk menghadapi apa pun yang mungkin terjadi di desa ini. Apakah aku siap menghadapi setiap kemungkinan yang menunggu di balik setiap sudut rumah ini untuk di ungkapkan. Terlalu banyak hal yang terjadi dalam hitungan menit, aku melompat ke sofa ruang tamu dan memejamkan mata sambil ketakutan.

Selanjutnya >>>>